Senin, 05 Desember 2011

peranan serangga


PERANAN SERANGGA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
22 Nop.2011Ilmu yang mempelajari serangga disebut entomologi
}        Entomologi berasal dari kata entomos (potonganan/irisan) dan logos (ilmu)
}        Entomologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari serangga yang ada hubungannya dengan pertanian.
}        Dari sekian banyak spesies hewan yang ada di permukaan bumi ternyata ¾ bagian adalah serangga.
}        Serangga terdiri atas beberapa ordo (bangsa) antara lain bangsa kumbang (ordo coleoptera), bangsa kupu-kupu (ordo lepidoptera), bangsa belalang (ordo orthoptera), bangsa tabuhan (ordo hymenoptera) dan bangsa kepik (ordo hemiptera).
}        Peranan serangga bagi kehidupan manusia ada dua, yaitu peranan yang menguntungkan dan peranan yang merugikan
}        Peranan yang mengutungkan antara lain :
}        a. Serangga sebagai penyerbuk tanaman
}        b. Sebagai penghasil produk (seperti : madu, lilin, sutra, bahan lac dll)
}        c. Serangga yang bersifat entomofagus (predator dan parasitoid)
}        Serangga yang merugikan :
  1. Serangga perusak tanaman di lapangan, baik buah, daun, ranting, cabang, akar maupun bunga.
  2. Serangga perusak produk dalam simpanan (hama gudang)
  3. Serangga sebagai vektor penyakit tanaman, hewan maupun manusia.
ANATOMI LUAR SERANGGA
}        Dalam mempelajari morfologi dan anatomi serangga, beberapa istilah berikut sering digunakan untuk menunjukkan arah atau bagian tertentu dari tubuh serangga :
}        1. Anterior : mengarah atau berhubungan dengan bagian depan atau kepala serangga
}        2. Posterior : Mengarah atau berhubungan dengan bagian belakang atau ujung abdomen serangga
}        3. Dorsal : mengarah atau berhubungan dengan bagian atas tubuh atau punggung serangga
}        4. Ventral : Mengarah atau berhubungan dengan bagian bawah tubuh atau perut serangga
}        5. Lateral : Mengarah atau berhubungan dengan sisi tubuh serangga
}        6. Mesal : Mengarah atau berhubungan dengan bagian tengah tubuh serangga.
STRUKTUR TUBUH SERANGGA
}        serangga tergolong dalam filum Arthropoda (yunani : Arthos = sendi/ruas; podos: kaki/tungkai), sub filum Mandibulata, Kelas Insekta.
}        Ruas-ruas yang membagun tubuh serangga terdiri atas 3 bagian, yaitu : Kepala (Caput), dada (thorax), dan perut (abdomen
}        Pada kepala terdapat alat-alat untuk memasukkan makanan atau alat mulut, mata majemuk (mata faset), mata tunggal (oselli) yang beberapa serangga tidak memilikinya, serta sepasang antena
2011-11-21 23-13-09_0066.jpg
}        Thoraks terdiri atas tiga ruas, yang berturut-turut sari depan ke belakang : protoraks, mesatoraks, dan metatoraks.
}        Sayap apabila ada terdapat pada mesotoraks dan metatoraks (jika sayap dua pasang) dan pada mesotoraks (jika sayap satu pasang).
}        Abdomen merupakan bagian tubuh yang hanya sedikit mengalami perubahan, dan antara lain berisi alat pencernaan.
}        Sesungguhnya tubuh serangga tidak kurang dari 20 ruas, enam ruas terkonsolidasi membentuk kepala, tiga ruas membentuk toraks, dan 11 ruas membentuk abdomen.
}        Tidak seperti vertebrata, serangga tidak memiliki kerangka dalam, oleh karena itu tubuh serangga ditopang oleh pengerasan dinding tubuh yang berfungsi sebagai kerangka luar (= eksoskleton).
}        Proses pengerasan dinding tubuh tersebut disebut sklerotisasi.
}        Dinding tubuh atau kulit serangga disebut integumen.
}        Integumen terdiri atas : satu lapis epidermis (yang dapat menghasilkan lapisan luar yang keras), selaput membran (= membran) dasar  dan kutikula.
}        Kutikula mungkin lunak dan lemas, akan tetapi biasanya mengalami sklerotisasi dan membentuk struktur menyerupai pelat yang dinamakan sklerit.
}        Suatu garis atau daerah sempit antar sklerit disebut satura atau gurat.
2011-11-21 23-21-34_0067.jpg
}        Karena komponen integumen seperti itu, menyebabkan serangga tidak menjadi besar.
}        Pertumbuhan serangga memerlukan pembaharuan dan penanggalan kulit lama secara periodik.
}        Penggantian kulit serangga disebut molting dan proses penggantian kulit tersebut disebut ekdisis.
KEPALA
}        Bentuk umum kepala serangga berupa struktur seperti kotak.
}        Pada kepala terdapat alat mulut, antena, mata majemuk dan mata tunggal (osellus).
}        Permukaan belakang kepala serangga sebagian besar berupa lubang (foramen magnum atau foramen oksipitale).
}        Melalui lubang ini berjalan urat saraf ventral, trakea, sistem saluran pencernaan, urat daging, dan kadang-kadang saluran dorsal.
2011-11-21 23-27-20_0068.jpg
Posisi kepala serangga berdasarkan letak arah mulut dapat dibedakan sbb:
}       1.Hypognatus (vertikal), apabila bagian dari mulut mengarah ke bawah dan segmen-segmen kepala dalam posisi yang sama dengan tungkai. Contoh : belalang, valanga nigricornis (ordo : orthoptera)
}        2. Prognatus (horisontal), apabila bagian dari alat mulut mengarah ke depan dan biasanya serangga ini aktif mengejar mangsa. Contoh : Coccinela arcuta (ordo coleoptera)
}        3. Opistognatus (oblique), apabila bagian dari alat mulut mengarah ke belakang dan terletak di antara sela-sela pasangan tungkai. Contoh : walangsangit, Leptocorixa acuta (ordo hemiptera).
}        Pada kepala terdapat dua organ penerima rangsangan yang tampak terlihat, yaitu mata majemuk dan antena.
}        Mata majemuk terdiri atas unit-unit yang lebih kecil yang disebut faset atau ommatidia.
2011-11-21 23-32-29_0069.jpg2011-11-21 23-46-25_0072.jpg
}        Mata majemuk terdiri atas unit-unit yang lebih kecil yang disebut faset atau ommatidia.
}        Faset merupakan lensa yang berfungsi membentuk bayangan .
}        Selain mata majemuk, serangga juga memiliki mata tunggal (osellus; tunggal : oseli) yang jumlahnya satu-tiga buah
}        Mata tunggal ini tidak dapat membentuk bayangan tetapi dapat mengetahui intensitas cahaya.
2011-11-21 23-49-47_0073.jpg
2011-11-21 23-55-27_0074.jpg3.2.1. Struktur Kerangka Kepala
}        Pada belalang, struktur kepala nampak jelas (5A dan 5 B).
}        Bagian-bagian serangga yang mengalami pengerasan disebut sklerit.
}        Sklerit-sklerit ini dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh sutura
}        Frons (dahi) merupakan sklerit yang relatif besar dan terletak pada bagian depan kepala.
}        Frons ini terentang mulai dari sutura frontal sampai sutura frontoklipeal atau sutura epistomal.
}        Di bawah sutura epistomal tersebut terdapat klipeus.
}        Pada bagian bawah klipeus terdapat labrum (bibir atas) yang dapat digerakan.
}        Gena (pipi) terletak pada kedua sisi frons, di bawah mata majemuk.
3.2.2. Antena
}        Serangga mempunyai sepasang antene yang  terletak pada kepala dan biasanya tampak seperti “benang memanjang”.
}        Antene merupakan organ penerima rangsang, seperti bau, rasa, raba dan panas.
}        Antena serangga terdiiri atas 3 ruas
}        Ruas dasar dinamakan scape
}        Ruas kedua dinamakan pedicel
}        Dan ruas berikutnya secara keseluruhan dinamakan flegella (tunggal flagellum)
Mata
}        Serangga dewasa memiliki dua jenis mata, yaitu : mata tunggal dan mata majemuk
}        Mata tunggal dinamakan osellus (jamak oselli)
}        Mata tunggal dapat ditemui pada larva, nimfa, maupun pada serangga dewasa
}        Mata majemuk dijumpai pada serangga dewasa dan biasanya berjumlah sepasang dengan letak pada masing-masing sisi kepala dan posisinya sedikit menonjol keluar sehingga mata majemuk ini mampu semua pandangan dari berbagai arah.
}        Mata majemuk atau mata faset terdiri atas sejumlah (bahkan ribuan) satuan individual yang disebut ommatidia.
}        Kornea : bagian kutikula yang bening berbentuk lensa segi enam, cembung di bagian luar dan membentuk faset-faset mata
}        Lapisan korneagen : terdiri atas dua sel yang terletak di bagian bawah kornea. Dapat tidak ada dan merupakan bagian dari lapisan epidermis.
}         Sel kerucut : empat sel berkelompok dan terdapat di bawah lapisan korneagen, dapat membentuk kerucut kristal yang terletak di bawah kornea pada mata yang tidak mempunyai lapisan korneagen.

ALAT MULUT SERANGGA
Alat Mulut
}        Serangga berhasil menyesuaikan diri pada hampir semua jenis lingkungan, yang dicapai dengan sejumlah modifikasi bagian-bagian tubuhnya.
}        Salah satu modifikasi tersebut berkaitan dengan alat mulutnya.
}        Jenis alat mulut serangga menentukan jenis makanan dan macam kerusakan yang ditimbulkannya.
Bagian-bagian alat mulut serangga secara umum terdiri atas;
sebuah labrum, sepasang mandibel, sepasang maksila dan sebuah
Iabium serta hipofaring



}         

}        Alat mulut menggigit mengunyah dicirikan oleh adanya mandibel yang berfungsi untuk  menggigit atau memotong bahan makanan dan bersama-sama dengan bagian lain digunakan untuk mengunyah makanan.
}        Tipe mulut ini disebut juga tipe mandibulata.
}        Tipe mulut menggigit-mengunyah ini merupakan bentuk primitif alat mulut serangga dan terdapat pada serangga dewasa dari ordo Thysanura, Orthoptera, Dermaptera, Psocoptera, Odonata, Plecoptera, Isoptera, Neuroptera, Mecoptera, Tricoptera dan Mallophaga serta pada larva berbagai jenis serangga.
}        Bagian alat mulut serangga menggigit mengunyah seperti pada jangkrik.
}        Labrum (Gambar 14E) atau bibir atas, adalah gelambir yang lebar yang terletak di bawah klipeus pada sisi anterior kepala di depan bagian-bagian alat mulut lain.
}        Labrum dapat digerakkan dan digunakan untuk membantu memegang dan memasukkan makanan ke dalam rahang.
}        Pada sisi dalam,labrum terdapat daerah yang membengkak yang dinamakan epifaring.
}        Mandibel (Gambar l4D) adalah rahang yang jumlahnya sepasang, sangat bersklerotisasi, dan tidak beruas.
}        Mandibel ini terletak tepat dibelakang labrum.
}        Pangkal mandibel berbentuk segitiga dan secara bertahap memipih ke arah luar.
}        Pada bidang untuk menggigit ada daerah insisor (gigi seri) dan daerah molar (geraham).
}        Mandibel-mandibel dari serangga pengunyah agak bervariasi strukturya.
}        Pada beberapa serangga (termasuk jangkrik) mempunyai dua macam gerigi pemotong dan penggerus, sedangkan pada serangga lainnya
}        (seperti pada kumbang pemangsa) mandibelnya panjang dan berbentuk sabit.
}        Maksila (Gambar l4A) adalah struktur yang berpasangan, dan terletak di belakang mandibel dan digunakan untuk memegang dan mengunyah makanan.
}        Maksila terdiri dari beberapa bagian berikut:
}        1. Kardo, pangkal maksila yang berbentuk segitiga, tempat maksila melekat pada kepala.
}        2. Stipes, adalah ruas kedua.
}        3. Palpifer, adalah gelambir stipes tempat timbulnya palpus.
}        4. Lasinia (struktur yang memanjang seperti geraham) dan galea (struktur seperti gelambir) adalah dua juluran yang keluar pada ujung stipes.
}        5. Palpus maksila, adalah bagian yang berfrrngsi sebagai organ perasa.
Labium (Gambar 14C) terletak pada bagian belakang alat mulut dan membentuk  bibir bawah.  Labium terbentuk dari sepasang embelan yang bersatu.
}        Labium terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
}        l. Submentum, lempeng lebar dengan lengan memanjang.
}        2. Mentum, melekat pada tepi ujung dari tepi submentum dan pada tiap sisinya terdapat palpus beruas tiga
}        3. Ligula, bagian ujung labium yang terdiri dari dua cuping dan pipih, yaitu paraglosa dan dua cuping kecil di bagian tengah yaitu glosa
}        Bila mandibel dan maksila pada satu sisi dari sebuah spesimen diambil, hipofaring (hy)  (Gambar l4B) menjadi terlihat.
}        Hipofaring adalah struktur serupa lidah yang pendek dan terletak tepat di muka atau di atas labium di antara maksila.
}        Antara hipofaring, mandibel dan
}        labrim terletak rongga makanan praoral, yaitu sibarium yang menuju sepanjang bagian dorsal mulut.
}        Tipe mulut kombinasi. Alat mulut tipe ini memiliki mandibel untuk
}        menggigit bahan padat dengan maksila dan labium yang dimodifikasi
}        untuk mengisap dan atau menjilat cairan. Lebah dewasa (ordo Hymenoptera)
}        memiliki alat mulut tipe ini. Pada mulut lebah terdapat
}        glosa yang berperan amat penting dalam pengambilan makanan
}        (Gambar l5).
}        Tipe mulut haustelata, memiliki bagian alat mulut yang memanjang dan berbentuk seperti jarum yang disebut stilet.
}        Alat mulut tipe ini dibedakan menjadi beberapa tipe alat mulut yang terdapat pada :
}        (l) Trips,
}        (2) Tonggeret,
}        (3) Nyamuk,
}        (4) Lalat Asilidae,
}        (5) Lalat,
}        (6) Pinjal,
}        (7) Kutu Kepala, dan
}        (8) Kupu-kupu.
}        Palpus maksila dan palpuslabium pendek.
}        Hipofaring berupa cuping kecil dalam probosis.
}        Alat mulut Trips ini dikenal dengan istilah meraut-mengisap atau memarut mengisap.
}        Makanan biasanya berupa cairan, tetapi spora yang sangat kecil biasanya juga dapat tertelan (Gambar 16
}        (2) Alat Mulut Tonggeret (Homoptera)
}        Tonggeret memiliki labium yang memanjang, beruas empat dan berfungsi sebagai sarung stilet.
}         Labium semacam ini dikenal dengan istilah rostrum.
}        Stilet ada empat buah, yaitu dua stilet mandibel dan & silet maksila
}        Labrum pendek, menutup bagian depan pangkal rostrum.
}        Hipofaring berupa cuping pendek pada pangkal rostrum.
}        Pada saat stilet digunakan untuk menusuk jaringan, labium tidak ikut menusuk, tetapi dibengkokkan.
}        Pada bagian maksila terdapat alur, sehingga biIa kedua maksila bersaru akan membentuk saluran makanan dan saluran ludah.
}        Palpus tidak ada.
}        Alat mulut tonggeret ini dikenal dengan istilah menusuk-mengisap (Gambar 17)
}        (3) Alat Mulut Nyamuk
}        Alat mulut tipe ini dimiliki oleh dua jenis diptera yang tergolong dalam famili Cilicidae.(misalnya nyamuk).
}        Jenis serangga ini memiliki enam stilet penusuk, yaitu: stilet labrum Qabrum-hipofaring), dua stilet mandibel, dua stilet maksila dan stilet hipofaring.
}        Labium berfungsi sebagai sarung stilet (rostrum).
}        Palpus maksila ada, tetapi palpus labium tidak ada.
}        Saluran ludah terdapat di dalam hiporaring dan saluran makanan terdapat di antara labrum yang beralur dan hipotaring (misalnya pada nyamuk) atau di antara labrum dan mandibel (misalnya pada lalat Ceratopogonidae dan Tananidae).
}        Labium dibengkokkan pada saat stilet digunakan untuk menusuk jaringan.
}        Serangga yang memiliki alat mulut tipe ini biasanya mengisap darah dan alat mulut seperti ini dikenal dengan istilah menusuk-mengisap (Gambar l8).


Senin, 17 Oktober 2011

PERAN, KEDUDUKANN DAN KLASIFIKASI HAMA


PERAN, KEDUDUKANN DAN KLASIFIKASI HAMA

Pendefinisian hama merupakam definisi yang bersifat antropontrif yaitu deefinisi yang berpusat pada keperluan manusia.
Pengetahuan tentang dasar2 biologi menunjukkan bahwa herbifora/jasad pemakan tumbuhan merupakan 1 kumpulan tropic yang memang bertugas mengatur populasi tumbuhan (secara metabolis). Herbifora adalah jasad yang hanya mampu memanfaatkan energy yang telah diolah/ jasad hetrotrof. Herbifora disebut hama/penganggu (OPT) karena memakan tumbuhan yang diusahakan baik secara ekonomis/subsistan
Tanaman ekonomis adalah tanaman yang diusahakan agar menguntungkan
Tanaman subsistan adalah tanaman yang diusahakan untuk kebutuuhan sendiri
Pernyataan yang terakhir ini yang membedakan  karena didefinisikan melelui kebutuhan manusia, maka kedudukannya tidak didapat sebagai penganggu melainkan rediko hama ini akan dijumpai selamam manusia menyelengarakan usaha tani. Pertanian yang mengutamakan penaman 1 jenis (monokultur) memang mengandung resiko didatangi herbifora karena:
1.      Monokultur pada dasarnya bertentangan dengan keanekaragaman hayati
2.      Keberadaan tumbuhan/tanaman dalam jumlah banyak pada 1 hamparan pasti akan menarik herbifora
3.      Sebagai suatu ekosistem, ekosistem pertanian mencari keseimbangan homeostatis dengan membentuk piramida makanan kusus dalam ekosistem tersebut
Kenyataan diatas menyebabkan perlunya strategi menghadapi hama dengan mengingat bahwa tujuannyaa bukan memusnahkan hama yang hadir tapi menjada keseimbangan ekologi sehinggan interaksi komponen lingkungan dalam agroekosistem mampu menstabilkan kondisi internal.
            Oleh karena itu fillosofi pengendalian haman pada saat ini bukan lagi bertujuan untuk membersihkan /memusnahkan jasad penganggu melainkan menyelengarakan usaha pertanian yang harmonis dengan kehidupan ekologi lingkingan tanapa harus mengalami kerugian ekonomi.
Kahidupan jasad herbifora dengan demikian dihadapi dengan pertimbangan ekonomi, ekologi hubungan jasad herbifora menuju kerugiann ekonomi secara lateral adalah sebagai berikut:
INDIVIDUàSPECIESàPOPULASIàSERANGANàKERUSAKANàKERUGIAN
Hubungan diatas menunjukkan bahwa jasad erbifora yang mnunjukkan individu akan membentuk populasi dan bersama2 melakukan serangan (dilihat dari sisi jasad hebifora) sehingga mengakibatkan kerusakan dilihat dari sisi tumbuhan dan menimbulkan kerugian ekonomi (dilihat dari sisi kepentingan manusia)
Hubungan tersebut kemudian juga menekankan pentingnya jumlah populasi sebagai tolok ukur kerugian (kemungkinan kerugian yang terjadi). Dari segi ini maka jumlah anggota populasi merupakan tolok ukur arti penting bahaya hama bila dilihat dari:
1.      Mudah/tidaknya jumlah populasi meningkat. Populasi serangga hama menjadi penting karena kemampuan peningkatan populasi menuju jumlah yang tinggi.
2.      Kemampuan merusak individu jasad. Seokor gajah akan menumbulkan kerusakan yang besar dibanding dengan seekor wereng.
3.      Kedudukan jasad penganggu dalam hubungannya dengan penganggu lain. Kutu afiol yang menjadi vector mesti jumlahnya sedikit harus diwaspadai karena berpotensi merusak sangat besar.
Dilihat dari sisi tumbuhannya kerusakan yang terjadi juga dapat menjadi penting jika
-          Bagian tanaman yang dirusak memiliki artai ekonomi. Ulat yang menyrang daun tembakau/kubis merupakan penganggu yang penting dibanding menyerang daun padi karena nilai tambakan dan kubis terdapat pada daun. Dengan hama buah kakau, biji kopi, hama tebu dan seterusnya merupakan hama yang penting untuk masing2 komunitas
-          Kerusakan tidak hanya mengakibatkan rusak tapi juga menurunkan kualitas. Hama pasca panen yang tidak hanya menurunkan berat bahan simpanan tetapi juga mengotori produk sehingga lebih merugikan dibanding hanya mengurangi bobot produk. Hama holtikultur menjadi sangat penting meski tiidak mengurangi berat produk.
-          Kemampuan toleransi/eksistensi tumbuhan terhadap jasad herbifora. Tumbuhan yang cepat pulih/tidak cepat rusak karena serangan menyebabkan jasad herbifora yang memakan kuran/tidak diperhatikan sebagai kerugian
-          Tanamann/tumbuhan yang menghasilkan produk bermanfaat justru diharapkan agar tanaman diserang hama. Misalnya kehadiran ulat kipat pada kedondong (cricula trifenes trata) sering diharapkan karena buah akan menjadi lebih banyak. Demikian juga tanaman alpukat karena stelah diserang ulat daun justru buahnya akan bertambah banyak. Demikian juga kehadiran kutu yang mengundang kehadiran semut rang2 karena telur dari semut tersebut akan menjadi nilai ekonomis
Selanjutnaya, kerugian kerugian ekonomi yang timbul juga akan dilihat dari ekonomi produk yang dihasilkan tanaman. Tanaman dengan nilai ekonomi yang tinggi akan dilindungi dari serangan hama dengan lebih intensif dibanding dengan tanaman yang ekonominya rendah. Kerugian ekonomi dengan demikian didevinisikan berdasasarkan pada sifat sajad penganggu, sifat tanaman/interaksi keduanya beserta lingkungan sekitar (biologi dan ekologi) dan sifat sosioekonomi tanaman/ usaha tani bagi penanam.
Pemahaman ekologi mengakibatkan kedukukan habitat jasad penganggu perlu diperhatikan. Selama ini jasad penganggu hanya dikenal dilingukngan pertanian tapi ekosistem diluar juga tak lepas dari hama penganggu.
Wilayah perkotaan yang berkemban dengan membuat tanaman sebagai paru2 kota, menghijaukan tepian/menian jalan. Komlpeks pemukiman yang mengutamakan penhijauan, golf dan lain2 merupakan ekosistem buatan yang tak lepas dari jasad penganggu. Sayangnya perhatian terhadap hama seperti ini belum diperhatikan.
Pengelompokan hama berdasarkan komoditas, pengelompokan hama pada masing2 komoditas didekatkan pada hubungan ekonominya sehingga terdapat hama penting (majer pest) hama kurang penting (occasime pest) hama migrant (mingant pest) pengelompokan hama berdasar komoditas digolongkan menjadi hama tanaman pangan, perkebunan, holtikultural, hama hutan, hama urban (perkotaan), hama pasca panen,, dan hama ternak/perikanan.
Pengelompokan komoditas biasanya didasarkan pada luas/nilai produksi, pengelompokan seperti yang disampaikan pada komoditas mungkin juga harus diperhatikan bahwa hama dalam jumlah beesar/merugikan memang penting tapi boleh jadi hama kadan2 juga tidak kalah penting pada saat2 tertentu karena arti penting jasad penganggu mengikuti waktu