KLASIFIKASI
PENYAKIT
Pendahuluan
• Di alam terdapat berpuluh-puluh ribu
penyebab penyakit yang menyerang tumbuhan , dan setiap tumbuhan dapat diserang
oleh bermacam-macam penyakit.
• Sebaliknya setiap jenis penyakit dapat
pula menyerang satu atau beratus-ratus macam tumbuhan.
• Oleh karena kompleks dan luasnya masalah
penyakit, maka perlu diadakan klassifikasi.
Penyakit
tumbuhan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara :
1. Berdasarkan
gejala, yang pada dasarnya dibedakan dalam tiga garis besar, yaitu nekrose,
hipoplasia dan hipertropi.
2. Bagian
tumbuhan yang terserang, seperti seed rot (busuk biji), kernel
smut (jamur api pada bulir), seedling
blight (hawar semai), foot rot (busuk kaki), root rot (busuk
akar), tuber rot (busuk umbi), bud rot (busuk mata tunas), fruit
rot (busuk buah), pod rot (busuk polong), leaf spot (bercak
daun), twig blight (hawar ranting), dan blossom blight (hawar
daun)
3. Macam
tanaman yang diserang, seperti cereal diseases (penyakit serealia), corn
diseases (penyakit jagung) dsb.
4. Berdasarkan
kerusakan yang ditimbulkan.
Beberapa penyakit hanya menyebabkan
kerusakan tidak berarti, sementara yang lainnya dapat menimbulkan kerusakan
yang berarti.
5. Ada beberapa
ahli yang mengklasifikasikan penyakit yang disebabkan oleh parasit dan virus,
dalam hubungannya dengan cara timbulnya ke dalam 3 golongan.
a. Penyakit Endemi, ialah apabila serangan
penyakit tersebut meluas atau
menurun, dengan tingkat serangan tinggi
atau rendah, dan berjalan dari tahun ke tahun.
b. Penyakit Epidemi atau Epiphytotic, adalah
penyakit yang timbul dan meluas, tetapi secara periodik.
Istilah epiphytotic berarti berarti yang
dikhususkan utk tumbuhan.
Ilmu yang mempelajari epidemi disebut
epidemilogi.
c. Penyakit
sporadis, merupakan penyakit yang timbulnya dengan interval yang tidak teratur,
demikian pula dengan lokasinya.
6. Berdasarkan
Penyebab Penyakitnya
• Penyebab penyakit dibedakan menjadi dua
golongan, yakni biotis (parasit) dan abiotis (non parasit) yang setiap golongan
dapat dirinci sbb :
BIOTIS (PARASIT)
• Jamur
• Bakteri
• Virus
• Nematoda
• Tanaman tingkat tinggi
• Mycoplasma, Ricketsia
• Lain-lain agensia
ABIOTIS (NON PARASIT)
• Difisiensi unsur hara
• Keracunan mineral
• Kelembapan, suhu, sinar yang tidak sesuai
• Kekurangan oksigen
• Polusi
• Reaksi tanah (pH)
SYMTOMATOLOGY
ATAU ILMU GEJALA PENYAKIT
Gejala dapat terlihat/diketahui karena
adanya perubahan, bau, rasa atau rasa rabaan.
Gejala penting artinya untuk penelitian
anatomi patologi, sedangkan gejala luar bersifat morfologis.
Kedua-duanya adalah keadaan penyakit yang
ditunjukkan oleh bagian tubuh tumbuhan
atau seluruh tubuh tumbuhan
Gejala adalah keadaan patologi dan
fisiologi dari
tumbuhan terhadap aktivitas dari patogen atau faktor yang lain
Gejala adalah keadaan patologi dan
fisiologi dari
tumbuhan terhadap aktivitas dari patogen atau faktor yang lain
Melihat sifatnya geiala dapat dibagi atas
gejala lokal dan sistemis.
Gejala lokal yaitu suatu gejala yang terbatas, sedang gejala sistemis ialah gejala yang meliputi seluruh tubuh tumbuhan.
Secara
morfologi dan anatomi gejala penyakit tumbuhan dapat dibagi ke dalam 8
golongan, yaitu :
1.
Hiperplasia;
2. Hipoplasia;
3. Perubahan
warna;
4. Kekeringan
atau layu;
5. Nekrose;
6. Sekresi;
7. Tumbuhnya jamur pada permukaan dan dalam jaringan tumbuhan;
8.
Kerusakan oleh serangga atau binatang
yang lain.
Golongan Gejala
Penyakit Tumbuhan
1. Gejala
hiperplasia, ialah pertumbuhan luar biasa oleh Perpanjangan atau pembesaran sel-sel, dinamakan juga hipertropi.
2.
Hipertropi menunjukkan pertumbuhan yang
luar biasa dari suatu organ atau bagian,
dan ukuran, seperti keriting (curl), kudis (scab), inumesensi, tumefaksi,
fasikulasi dan proliforasi.
a. Keriting
adalah gejala pembengkakan tunas atau penggulungan daun sebagai akibat
pertumbuhan setempat dari suatu bagian anggota tubuh.
b. Kudis terdiri dari bercak-bercak yang tersembul ke
atas, kasar dan letaknya terasing sebagai akibat dari pertumbuhan yang luar biasa dari Sel-sel epidermis dan
jaringan di bawahnya dari- daun, buah, batang, atau umbi. Dinding sel dari
kudis biasanya bergabus.
d. Intumesensi adalah gejala
dari kekurangan zat makanan, disebabkan karena penggembungan setempat
dari sel-sel epidermis atau sub- epidermis sebagai akibat dari penumpukan air
yang berlebihan
e. Tumefaksi
(tumefaction) adalah penumpukan dari bahar makanan yang berlebihan di atas
bagian yang penting dari batang,
sehingga menimbulkan pembengkakan.
Puru-puru (galls), bintil-bintil (knots),
kutil-kutil (warts) dan lain-lainnya adalah bentuk-bentuk dari tumefaksi, dan
ini adalah pembengkakan setempat yang meliputi seluruh anggota yang terserang.
f.Fassikulasi (fasciculation
), pertumbuhan secara kebetulan dari suatu organ, seperti penyakit akar rambut (hairy root) dan penyakit sapu (whitches broom). Apabila anggota yang
silindris menjadi pipih, sehingga
seolah-olah beberapa anggota tubuh menjadi satu, menyebabkan apa yang disebut
fassiasi (fasciation)
g. Proliferasi
ialah suatu pertumbuhan yang melebihi ukuran normal, artinya tumbuh terus
selelah mencapai ukuran yang semestinya.
Kallus (callus) adalah suatu
pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan karena luka.
Apabila hal ini diketemukan di sekitar kanker
dapat dianggap sebagai suatu
usaha penyembuhan dari tanaman.
2. Gejala
hipoplasia ialah pertumbuhan regresif dengan kekurangan selsel.
a. Kerdil (dwarfing), ialah suatu gejala hipoplasia. Dalam haLini tanaman
tidak dapat mencapai ukuran yang normal.
b. Bercak kuning
(yellow spot).
Bercak kuning dapat merupakan sifat
genetik dari tanaman yang mempunyai warna daun, beraneka, tetapi dapat juga disebabkan adanya infeksi virus, dikenal dengan istilah
mosaik.
Bercak tersebut terjadi hampir semuanya di
antara vena, dan dinamakan mosaik intervena (vein banding), misalnya : Tobaco
mozaic virus dan abutilon virus.
3. Perubahan warna
- Daun menguning.
Daun-daun tanaman dapat bembah warnanya menjadi kuning karena umur dan kemudian akan gugur. 1
Daun seperti itu mempunyai kandungan Ca
tinggi dan K rendah.
Daun-daun juga dapat berubah warnanya
menjadi kuning karena kekurangan air, atau karena serangan jamur, virus,
bakteri atau karena penyakit defisiensi.
Menguningnya daun adalah gejala kekurangan
Fe dan P. Kekurangan sinar menyebabkan daun berubah menjadi keputih-putihan,
dan batang tumbuh memanjang (etiolasi)
Kadang-kadang vena tersebut berwarna lebih
muda dibanding mesofil, dikenal dengan istilah vein clearing.
Bercak kuning dapat juga disebabkan oleh
jamur. Bercak ini bentuknya hampir bulat dan terdapat lebih banyak pada ujung
daun, misalnya bean rust (karat buncis) dan tomato mildew.
Sedang bercak yang disebabkan virus
bentuknya tidak teratur.
Sering terjadi nekrose padapusat tersebut bercak (misal pada daun Petunia).
Bagian daun yang diserang jamur sering
pinggir-pinggirnya kering,
misalnya pada potato blight, yang
disebabkan oleh Phtytophthora infestans, leaf spot pada kobis
yang disebabkan oleh Altemaria brassicola, bercak daun yang disebabkan
oleh Cercospora arachidicola pada kacang tanah
Warna kuning, yang disebabkan oleh
penyakit defisiensi, bentuknya juga tak teratur, tetapi misalnya lebih besar, jika dibandingkan
dengan bercak yang disebabkan oleh virus.
c. Merah dan merah keungu-unguan disebabkan oleh pembentukan antosian pada tanaman yang menderita kekurangan P; misalnya pada tanaman jagung.
d. jaringan yang berwarna coklat menunjukkan adanya serangan die back (mati
ujung). Leher akar berubah warnanya menjadi coklat saat leher akar mulai menebal.
e. Daun keperak-perakan (silvery
shine) dapat disebabkan oleh thysanoptcra (thrips), Acarina (mites),Organisne itu menusuk
sel epidermis, sehingga sel kering, dan kemudian sel tersebut akan terisi
dengan udara.
f. Bercak air (water spot) ialah sebenarnya bercak yang terjadi karena dinding sel telah mati, itu
menjadi permeable.
Bercak air ini kemudian berubah warnanya menjadi coklat sekitar bentuk
bulat bekas tusukan serangga, misalnya Helopettis antonii pada daun teh.
g. Bercak seperti berlemak (fattyspot), kadang-kadang terdapat pada
buncis dan menyerupai bercak air. Sel-sel dalam bercak-bercak gelap pada jaringan
itu mati, dan air masuk ke ruang di antara selsel.
Sering bercak tersebut dikelilingi oleh suatu jalur melingkar yang warnanya
lebih terang (halo blight).
Fatty spot merupakan ciri penyakit
bakteri.
BATASAN-BATASAN
DAN ISTILAH
Hampir semua
organisme penyebab penyakit bersifat parasit, yakni untuk hidupnya organisme
tersebut mendapat makanan sebagian atau seluruhnya dari jaringan tumbuhan
hidup.
Lawannya
adalah saprofit, yakni untuk hidup organisme tersebut mampu mengambil
makanannya dari bahan organik mati.
Organisme
penyebab penyakit, disebut patogen.
Suatu jasad
sprofit mungkin bisa menghasilkan suatu produk, misalnya toksin, dengan toksin
ini jasad tadi mampu menyebabkan penyakit, maka jasad tersebut dikatakan
patogen, walaupun prosesnya tidak langsung.
Patogen dapat
menyebabkan penyakit dengan cara :
- Mengkonsumsi isi seltumbuhan
- Membunuh atau mengganggu metabolisme sel tumbuhan melalui toksin, enzim, atau zat tumbuh
- Melemahkan tumbuhan dengan menghisap isi sel untk digunakan sendiri
- Memblokir jaruingan pembuluh
- Patogenesis adalah kemampan patogen untuk menimbulkan penyakit, melalui suatu rangkian patogenesis.
Ada beberapa
proses yang penting dalam patogenesis, yakni :
- Produksi dan penyebaran inokulum
- Inokulasi tumbuhan yang peka oleh inokulum
- Penetrasi tumbuhan peka oleh patogen dan
- Infeksi dan terjadinya penyakit pada tumbuhan yang peka.
Inokulum merupakan bagian dari patogen yang
mengadakan kontak dengan tumbuhan inang.
Inokulum terdapat dalam bentuk aktif (konidium,
spora, miselium, dsb) atau bentuk pasif (spora dorman, sklerotium, klamodospora
dsb).
Inokulasi adalah suatu proses patogen atau
unit-unit reproduksinya mengadakan kontak dengan tumbuhan.
Setelah mengadakan inokulasi inokulim patogen
tertentu (konidiumjamur) harus berkecambah, terbentuklah germ tube (tabung
kecambah) yang selanjutnya membentuk apresorium, berfungsi sebagai alat
penetrasi.
Penetrasi adalah masuknya patogen ke dalam
jaringan tanaman inang.
Penetrasi dapat melalui kutikula (scab pada apel),
melalui sel epidermis (powdery mildew), atau ke dalam ruang interseluler,
kemudian menuju ke dalam sel atau jaringan tumbuhan.
Patogen dapat masuk melalui luka;lubang alami
seperti. stomata, lenti sel, dan hydatoda; atau
langsung menembus permukaan tanaman.
Beberapa patogen dapat masuk hanya melalui salah
satu dari tiga jalan tersebut, tapi ada pula yang dapat masuk melalui lebih dari satu jalan.
Penetrasi langsung melalui permukaan tanaman oleh patogen terjadi karena adanya tekanan
mekanik pada permukaan, atau adanya sekresi enzim dari patogen, tetapi biasanya
merupakan kombinasi dari keduanya.
Infeksi adalah proses patogen mengadakan
kontak dengan sel-sel jaringan tumbuhan yang peka dan mengambil makanan
darlpadanya.
Untuk terjadi infeksi maka organisme harus
dalam keadaan patogenik, tumbuhan inangnya peka, dan kondisinya sesuai.
Periode inkubasi adalah merupakan interval antara
infeksi pada tumbuhan dan timbulnya gejala penyakit.
Lamanya periode inkubasi biasanya ditentukan oleh
kekhususan kombinasi antar patogen, inang dan lingkungan.
untuk kebanyakan penyakit, khususnya pada tanaman
semusim lamanya periode inkubasi bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa
minggu.
Untuk penyakit-penyakit lain, seperti virus, periode inkubasi bisa mencapai beberapa bulan
sampai beberapa tahun.
Invasi menunjukkan fase terakhir dari
infeksi selama patogen mengadakan penyebaran, baik di luar maupun ke
dalam jaringin tumbuhan.
Invasi diikuti perkembangan infeksi dan merupakan
hasil pertumbuhan atau reproduksi patogen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar